Pagiku, tiba-tiba diselimuti rindu. Rindu sekali, andai dia ada disini ingin kupeluk dan kucium. Atau andai ada di suatu tempat aku akan berlari dan kukejar walau hanya bayangannya. Atau ku telephone atau sms, atau skype atau teknologi apapun untuk mengantar aku ke luar angkasa atau kemanapun agar dapat bertemu dengannya.
Namun nyatanya semua itu tidak mungkin, dan semakin menyesakkan dadaku. Bagiku dia tetap irfanku ( empang/ipang) yang tetap berusia 3tahun 8bulan, walau teman teman sepermainannya kini sudah beranjak besar kelas 3SD.
Saat itu di bulan november, merasakan ada perubahan aneh dalam tubuhku.
Ow..ternyata Allah telah menitipkan kamu dalam rahim ibu. Alhamdulillah...meski kamu tidak di sambut suka cita oleh keluarga besar kita, tidak seperti kehamilan kakakmu. Tapi dalam hati ibu berkata " Ibu akan mencintai dan menyayangimu walau yang lain tidak"
Beberapa hari kemudian aku harus bedrest 3hari agar kandungannya kuat, karena flek yang menghawtirkan.
Bulan demi bulan di lalui dengan bahagia, hingga di bulan ke delapan kontrol rutin seperti biasanya.
Tapi kali ini bidan, merujukku ke dokter spog, aku menurut saja tanpa protes sedikitpun.
Hasil USG, dokter menyimpulkan bahwa di usia kandunganku yang sudah tua kepala bayi masih ada di atas yang seharusnya sudah berada di bawah. Dokter menyarankan untuk mengambil langkah SC (secto caesarian) di karenakan bayi tidak akan mungkin bisa memutar dengan plasenta yang pendek dan air ketuban yang sedikit.
Aku terbengong bengong dengan penjelasan dokter. Bagaimana tidak, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sedikitpun. Sangaaat menakutkan, jangankan operasi disuntik saja takuuut.
Aku memohon adakah jalan lain selain SC, aku disarankan untuk memperbanyak sujud tapi dokter tetap menyarankan SC dan menetapkan tanggal cantik untuk itu...hadeuuuh.
Seminggu telah lewat dari tgl SC, aku bertekad harus normal. Tgl perkiraan lahirpun telah lewat. Aku semakin cemas, "dek kapan kamu lahir"...sungguh seperti yang digambarkan dalam AlQur'an, berat yang bertambah tambah...subhanallah, ini yang dirasakan ibuku dahulu.
Sore itu, aku merasakan mulas yang disertai panasnya seluruh wajahku. Inilah yang aku tunggu tunggu selama 9 bulan lebih. Dan Alhamdulillah pukul 2 dini hari tgl 29 juni 2005...lahirlah kamu , Hamzah Irfan Syakir. Anak yang mudah dalam persalinan, dalam kandungan dan dalam pertumbuhan.
Irfan tumbuh menjadi anak ceria, pintar dan sangat mudah bergaul.
Sungguh ibu sangat bahagia
Empang yang sangat sederhana, tak pernah merengek atau menuntut d belikan mainan atau apapun seperti kebanyakan anak anak lainnya. Mainan yang ada di mainkan dengan riang gembira meski keadaannya sudah tidak utuh lagi. Seperti mobil mobilan yang hilang bannya, mainan yang patah atau hilang sebagian.
Empang sangat cerdas, terkadang di sela-sela bermain aku sering mengenalkan alfabet, angka dalam bahasa indonesia dan inggris. Dan dia hafal...subhanallah. Umurnya baru 3 tahun ketika aku mulai mengajarkannya. Juga belajar iqra...selepas sholat magrib bergantian dengan alif, mereka ku bimbing mengaji...terkadang dia be te. Sambil membaca iqro dia melompat-lompat...hihihi, lucu jika teringat itu.
Do'a do'a harian dengan cepatnya dia hafal yang aku ajarkan...subhanllah.
Dan yang paling ku ingat dan aku rindu, kebiasaannya duduk dipangkuanku selepas aku sholat dan kami berdo'a bersama sama:
"Robbigfirli waliwalidaya war hamhuma robbayanisoghiro, robbana atina fi dunya hasana wa fil akhiroti hasana wakina ajabbanar ...aamiin"
Lalu dia mencium tanganku...hiks, rindu.
Empang yang selalu ceria...semua orang mengenalnya, dan orang orang baru mengenal ayahnya ketika dia meninggal...hiks.
Karena dia sering berkeliling dengan sepedahnya dan mau menyapa orang yang sering bertemu dengannya.
Empang...sering berkata:
" empang nakal ga bu?"
"Empang baikkan bu?"
" sama empang ajaaa" dengan nada marah jika aku menyuruh kakaknya mengambilkan atau membelikan sesuatu.
Dan ibu kangen....itu, hiks.
Empang...begitu cepat kamu pergi, andai ibu bisa mengantikan kamu... T_T
Ibu rindu suara kamu, ketika menyambut ayahmu pulang.
"Bapaaaaa...." dengan bahagianya dan kamu menempel di kakinya.
Rindu kamu yang berlarian bermain di luar bersama teman sebayamu.
Rindu kamu yang melocat-loncat di kasur dengan bahagianya.
Rindu kamu...
Darimu ibu belajar arti bersyukur, darimu ibu belajr arti menghargai hidup dan kehidupan.
Darimu ibu belajar menghargai waktu...yang tak akn pernah kembali...
Rindu kamu...
Dapatkah kita bertemu kembali???
Masih terngiang suaramu yang lemah di rumah sakit itu...
"Bapa empang gak mau ikut malaikat...."
Itu sangat menyayat hati dan ibu tidak berdaya....
Remuk hati ini...
Lemas, lumpuh...
Separuh nafasku hilang...
Ketika akhirnya kamu harus pergi
Dan aku masih tak percaya harus berakhir seperti itu...
Empang, ibu rindu...
Maafkan ibu, karena gak bisa berbuat yang terbaik untuk kamu...
Tunggu ibu di sana yaah...
Kamu pasti sudah bahagia di sana..
Ya Allah tolong jaga dia
Empang kecilku...
Aku yakin Engkau LEBIIIH mencintai dia daripada aku..
Empang, ibu rinduuu
Love U
T____T
Cil's 11 januari 2014