Rabu, 13 April 2011

Cinta Tanpa Kata 1

"Dia itu sangat baik ya".
Mungkin itu yang akan kuucapkan kepada adik iparku yang nunjauh disana.
Rencananya kita janjian chatting suatu hari nanti, entahlah.
Aku sangat berharap dan menunggu-nunggu hari itu namun smsnya tak kunjung datang. Bagiku inilah kali pertama aku akan "curhat" kepadanya,berharap dari pembicaraan itu, aku akan lebih memahami kakaknya yang bagiku sangat "UNIK".
Aku mulai menyusun kata-kata dalam hati, apa yang akan aku ceritakan nanti yah, karena aku tak mau moment itu berlalu begitu saja tanpa hasil yang aku harapkan.
Suamiku adalah sosok suami ideal dambaan setiap istri, menurutku.
Betapa dia mau membantu pekerjaan rumah walaupun di tengah keletihan sepulang bekerja. padahal aku sangat tidak tega. dan sering aku melarangnya dan dengan santai dia menjawab "Tenang aja ga pa2 kok". Sering aku teringat perkataan ibuku agar sebisa mungkin pekerjaan rumah kita kerjakan sendiri tanpa bantuan suami karena diapun telah lelah bekerja.
dan dengan telaten dan sangat sabar suamiku mau dan tidak malu sedikitpun menyuapi anak-anaknya walaupun mereka berlarian di luar rumah.
Kesabarannya sungguh luar biasa, ditengah emosiku yang sangat memuncak karena hal-hal sepele maupun yang sangat luar biasa sekalipun dia mampu menyejukan hati ini. Padahal aku dikenal sangat mudah emosi..
Subhanalloh...yang telah menciptakan manusia dengan pasangan2nya.
Dan sikapnya yang selalu "Nerimo" apa saja, masakanku yang rasanya gak karuanpun di makannya tanpa cela.
Tipe suami rumahan, mungkin itu sebutannya. Dia gak pernah pergi ke tempat yang tidak jelas, pergi dan pulang selalu tepat waktu. Jika terlambatpun dia selalu sms.
Benar2 suami ideal.
Namun ada hal yang selalu menggangu pikiranku selama ini, yaitu diamnya itu loh yang kadang bikin aku "gregetan" alias gemes.
Sehingga aku sebagai istri merasa disepelekan karena aku tidak pernah tau apa yang sedang terjadi di tempat kerjanya. Atau siapa saja teman-teman kerjanya. hanya segelintir temannya saja yangku tau. Rindu sekali akan ceritanya di tempat kerja, cerita teman-temannya atau apa saja yang membuat kami tertawa bersama.
Hingga hari itu...tiba2...
Ah, mungkin itu yang akan kuceritakan kepada adik iparku. Dan selanjutnya akan kuceritakan apa yang menjadi kegundahanku selama ini. berharap sebagai adik dia tentu lebih mengerti sifat2nya dari pada aku. sehingga dapat memberikan masukan yang sangat berarti bagiku.
Karena aku bukanlah istri yang sempurna, banyak yang harus aku pelajari dan kuketahui. Walau mungkin sedikit terlambat.
Tapi tidak ada kata terlambat, selama kita mau berubah.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar