Rabu, 13 April 2011

Suatu hari ketika mati lampu

“Yaaah…….mati lampu” kami serentak mengeluh.
Seperti biasanya bila hujan lebat pastilah mati lampu.
Jam menunjukan pukul 7 malam, belumlah larut untuk pergi ke peraduan. Namun jika mati lampu, waktu serasa telah larut malam.
Kamipun berkumpul ditengah rumah, mengelilingi sebatang lilin.
Dan mulailah papapku bercerita2 masa mudanya dulu. Dan yang paling aku sebal ketika dia mulai bercerita “penampakan2”, hantu2 dan cerita seram lainnya.
Ingin ku tutup saja telinga ini, namun tidak kulakuan. Dalam hati aku mengingkari semua yang diucapkannya, karena jika aku percaya…maka malam nanti aku harus menahan pipis, karena gak berani ke kamar mandi sendiri.
Hujan semakin lebat, halilintar mengelegar-gelegar. Kisah2 papappun semakin hidup,
Kakak, 3 orang adik, dan mimih pun mendengarkan dengan penuh antusias. Terutama adikku “yang no3”(julukan yang diberikan mimihku) sangat antusias sekali matanya tak berkedip menatap papap dengan serius. Sesekali mimih menambah dan membenarkan ceritanya. Dan kisah itupun semakin lebih hidup.
Dan aku dengan malas mengomentari “Masa..?” , “ Iih lama banget sih mati lampunya..?”, atau “Eh,kita bikin indomie yuk…!”
Dan dengan pahit aku menelan ludah karena ga ada yang mendukungku….sedihnya…
Dalam hati aku berharap….cepet nyala….cepet nyala.
Tak berapa lama lampupun menyala……alhamdulillah aku menarik nafas lega.
Pesta horror itupun bubar, kami kembali kepada aktifitas kami masing2, sementara 2 adikku yang kecil berebut memadamkan lilin.
Dalam hati aku berharap jika suatu hari nanti mati lampu di malam hari, aku sudah tertidur.
Namun hal itupun terulang kembali…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar